Jakarta, pembacasetia.com — Mohammed Dewji (Mo Dewji) adalah orang terkaya di Tanzania. Ia satu-satunya konglomerat berharta lebih dari US$1 miliar di negara miskin itu.
Dilansir dari berbagai sumber, Dewji lahir pada 8 Mei 1975 di Singida, Tanzania. Anak kedua dari enam bersaudara ini dibesarkan di keluarga pengusaha keturunan Gujarat, India.
Saat baru lahir, ia hampir kehilangan nyawa karena terlilit tali pusar. Beruntung, ia berhasil diselamatkan oleh bidan yang membantu kelahirannya.
Sang ayah, Gulamabbas Dewji, adalah pendiri perusahaan perdagangan Mohammed Enterprises Tanzania Limited (MeTL) di era 1970-an. Awalnya, usaha itu hanya berupa toko keluarga. Namun, saat Dewji beranjak sekolah bisnis itu sudah berkembang menjadi perusahaan ekspor-impor.
Sejak kecil, Gulamabbas selalu mengingatkan keenam anaknya akan pentingnya pendidikan. Ia bekerja keras agar anak-anaknya bisa mendapatkan pendidikan di sekolah terbaik.
Tak heran, sejak SMA, Dewji sudah dikirim ke Amerika Serikat (AS). Awalnya, ia dimasukkan ke sekolah golf di Orlando, Florida. Lalu, ia menghabiskan tahun terakhir SMA di Saddle Brook High School, New Jersey.
Setelah itu, ia kuliah di Universitas George Town, Washington DC, jurusan bisnis internasional dan keuangan.
“Ayah saya menghabiskan banyak uang untuk pendidikan kami. Ia yakin olah raga membuat disiplin. Ia tidak ingin kami olah raga hanya untuk bersenang-senang. Ia ingin kami mendorong diri kami,” ujar Dewji dalam salah satu wawancaranya dengan Forbes pada 2013 lalu.
Selepas lulus, pada 1998, ia dipanggil pulang untuk bekerja di perusahaan keluarga. Dua tahun bekerja di sana, ia diangkat menjadi direktur keuangan sebelum akhirnya menjadi orang nomor satu perusahaan.
Di bawahnya, perusahaan berani investasi di sektor-sektor yang menurutnya potensial.
Ia mengembangkan bisnis perusahaan dari perusahaan ekspor-impor komoditas ke berbagai sektor, mulai dari pabrik tekstil, semen, real estat, energi, hingga makanan dan minuman.
Berkat tangan dinginnya, Dewji berhasil membuat pendapatan perusahaan melesat 30 kali lipat dalam kurun waktu sepuluh tahun, dari US$30 juta pada 1999 menjadi US$1,5 miliar pada 2018.
Perusahaan yang awalnya beroperasi di Tanzania kini sudah melebarkan sayap ke setidaknya 11 negara dan mempekerjakan 28 ribu orang.
“Saya punya sekeranjang besar barang-barang. Saya punya gudang dan logistik. Saya memiliki ribuan truk. Semuanya saling melengkapi. Sangat sulit bagi orang lain untuk masuk dari luar dan berkompetisi dengan saya,” ujarnya.
Per Jumat (11/4), Forbes mencatat kekayaan Dewji mencapai US$1,5 miliar atau sekitar Rp23,55 triliun (asumsi kurs Rp15.700 per dolar AS). Ia menduduki peringkat ke-15 orang terkaya di Afrika dan ke-1929 di dunia versi Forbes 2022.
Sadar hidup bergelimang harta, Dewji tak lupa berderma. Pada 2014, ia mendirikan Yayasan Mo Dewji. Ia juga satu dari tiga konglomerat Afrika yang menandatangani The Giving Pledge di mana ia berkomitmen untuk menyumbangkan separuh dari kekayaannya untuk amal (CNN)