Pembacasetia.com, Samarinda – Tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) telah menjadi topik hangat di Samarinda, dengan harapan tinggi akan kontribusi positif bagi kesejahteraan masyarakat dan lingkungan. Namun, realitas di lapangan menunjukkan bahwa pelaksanaan CSR masih menghadapi berbagai kendala.
Ketua Komisi IV DPRD Kota Samarinda, Sri Puji Astuti, mengungkapkan bahwa meskipun CSR telah berjalan, namun dilakukan secara parsial dan belum terkoordinasi dengan baik. “CSR di Samarinda berjalan tanpa forum yang jelas, hanya ada di tingkat Provinsi Kalimantan Timur,” ujar Puji.
Perusahaan besar seperti Pertamina telah berkontribusi melalui renovasi puskesmas, sementara bank-bank lokal turut serta dalam pembuatan taman. Namun, inisiatif ini belum terintegrasi dalam sebuah forum CSR yang efektif di kota.
Proses pembentukan forum CSR di Samarinda sedang berlangsung, tetapi terhambat oleh berbagai kendala. “Kami sedang berusaha membentuk forum, namun masih mencari anggota yang tepat,” lanjut Puji.
Rencana pelantikan forum CSR pun terpaksa ditunda karena persyaratan yang belum terpenuhi. Pemerintah Kota Samarinda juga dituntut untuk lebih intensif menelusuri pengalokasian dana CSR, yang diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan sosial di kota.
Puji menambahkan, banyak perusahaan yang beroperasi di Samarinda memiliki kantor pusat di kota lain, seperti Jakarta dan Surabaya, sehingga kurang merasa terdorong untuk mengalokasikan dana CSR di Samarinda. “Situasi ini kompleks dan tidak bisa disederhanakan, terutama terkait dengan kewajiban pajak,” tutup Puji.
Dengan begitu banyak perusahaan yang beroperasi di Samarinda, penting bagi pemerintah dan perusahaan untuk bekerja sama dalam mengembangkan forum CSR yang efektif. Hal ini tidak hanya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, tetapi juga memastikan bahwa perusahaan memenuhi tanggung jawab sosialnya secara lebih terstruktur dan berkelanjutan.(ADV/DPRDSamarinda)
