Pembacasetia.com, Samarinda, Kaltim – Di tengah keterbatasan anggaran, Pemerintah Kota Samarinda berupaya keras untuk memenuhi kebutuhan pendidikan bagi generasi muda.
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Samarinda baru-baru ini mendorong pemerintah setempat untuk menyediakan beasiswa khusus bagi pemuda Samarinda, namun tantangan finansial menjadi penghalang utama.
Sri Puji Astuti, Ketua Komisi IV DPRD Kota Samarinda, mengungkapkan bahwa pemerintah kota memang belum bisa mengakomodasi beasiswa tersebut karena dana yang terbatas.
“Kita harus realistis dengan kondisi keuangan daerah. Ada banyak kebutuhan mendesak lainnya, seperti perbaikan infrastruktur sekolah yang rusak akibat banjir dan longsor, serta pembayaran insentif guru,” jelas Puji.
Samarinda memiliki jumlah guru yang signifikan, hampir 10 ribu, yang tersebar di sekolah negeri dan swasta. Dari jumlah tersebut, sekitar 7 ribu di antaranya berhak menerima insentif. Walikota Andi Harun telah berkomitmen untuk meningkatkan kesejahteraan guru dengan memastikan insentif sebesar 700 ribu rupiah per bulan terbayarkan, termasuk Tunjangan Hari Raya (THR).
Namun, ada harapan di tengah keterbatasan. Pemerintah Kota Samarinda memiliki program Orang Tua Asuh yang belum terlaksana, yang bertujuan untuk menghubungkan donatur dengan anak-anak dari keluarga miskin.
“Program ini akan menjadi solusi alternatif untuk pendanaan pendidikan,” ujar Puji.
Dengan pendataan yang telah dilakukan, teridentifikasi sekitar 1.600 kepala keluarga di Samarinda yang masuk dalam kategori miskin ekstrem.
Puji berharap, dengan adanya program ini, bantuan pendidikan dapat tersalurkan dengan tepat sasaran, sehingga semua lapisan masyarakat di Samarinda dapat menikmati hak pendidikan mereka.
“Semoga Samarinda dengan langkah-langkah inovatif dan kolaboratif, berusaha mencari jalan tengah untuk memastikan bahwa generasi muda mendapatkan pendidikan yang layak,” pungkasnya.(ADV/DPRDSamarinda)