pembacasetia.com, Samarinda – Tingginya biaya logistik dituding sebagai penyebab melambungnya harga beras di wilayah perbatasan Kalimantan Timur (Kaltim). Di Desa Long Apari, Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu), harga satu karung beras ukuran 25 kilogram kini mencapai Rp1,2 juta.
Wakil Ketua DPRD Kaltim, Ekti Imanuel, mengungkapkan bahwa kondisi geografis ekstrem dan keterbatasan infrastruktur menjadi hambatan utama dalam distribusi barang ke daerah tersebut.
“Harga setinggi itu bukan karena kelangkaan, tapi karena biaya angkutnya sangat mahal. Sebenarnya sudah ada alokasi anggaran bantuan transportasi. Tinggal bagaimana Pemkab Mahulu segera merealisasikannya,” ujar Ekti.
Ia menjelaskan, sekitar 90 persen pengiriman barang ke Mahulu masih mengandalkan transportasi air melalui Sungai Mahakam. Jalur ini melewati sejumlah riam berbahaya seperti Riam Udang, Riam Halo, dan Riam Panjang yang semakin sulit dilalui saat debit air menyusut di musim kemarau.
“Kalau air sungai surut, batu-batu riam akan muncul dan menyulitkan perahu barang lewat. Ini menyebabkan biaya angkut naik drastis dan otomatis berdampak pada harga jual bahan pokok,” paparnya.
Ekti menyebutkan, persoalan serupa berulang setiap tahun, baik saat musim hujan maupun kemarau. Di musim penghujan, banjir kerap menghambat distribusi, sementara di musim kering, surutnya sungai menjadi tantangan baru.
“Jadi masalahnya bukan sekadar jarak atau lokasi yang terpencil, tapi juga faktor cuaca dan akses yang tidak bisa diandalkan sepanjang tahun,” tambahnya.
Ia mengatakan DPRD Kaltim sudah berkoordinasi dengan DPRD Mahulu untuk memastikan subsidi transportasi yang sudah dianggarkan dapat segera digunakan guna menekan harga kebutuhan pokok.
“Kami berharap agar bantuan ini bisa segera dijalankan. Jangan sampai masyarakat terus dibebani harga yang tidak masuk akal. Ini soal keberpihakan dan keadilan bagi warga perbatasan,” pungkas Ekti. (Adv/RM)
