Wednesday, November 27, 2024
HomeDPRD Kota SamarindaPemkot Samarinda Dapat Pujian dari Wakil Ketua Komisi IV DPRD Soal Penanganan...

Pemkot Samarinda Dapat Pujian dari Wakil Ketua Komisi IV DPRD Soal Penanganan Kemiskinan

pembacasetia.com, Samarinda – Wakil Ketua Komisi IV DPRD Samarinda, Sani Bin Husain, memberikan apresiasi kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda atas upayanya dalam menangani masalah kemiskinan. Meski Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menargetkan nol persen miskin ekstrem di seluruh kabupaten/kota pada akhir 2024, Sani mengakui bahwa kemiskinan tidak bisa dihilangkan sepenuhnya.

“Memang tidak ada jaminan, tapi saya melihat Pemkot sudah berusaha. Namun kan, Samarinda ini tidak hanya tergantung sendiri, jadi dia juga masih bergantung dengan provinsi dan nasional,” kata Sani Bin Husein pada Selasa (13/2/2024).

Menurut Sani, kemiskinan ekstrem bisa dicegah jika ada kebijakan nasional yang mendukung, seperti penurunan harga BBM dan ketersediaan lapangan kerja yang mudah diakses. Namun, dia pesimis jika target nol persen miskin ekstrem bisa tercapai tahun ini, mengingat kondisi politik dan ekonomi saat ini. Dia lebih realistis jika kemiskinan ekstrem bisa diturunkan.

Sani menjelaskan, faktor utama yang menyebabkan kemiskinan ekstrem adalah kesulitan mencari pekerjaan. Hal ini wajar, karena jika seseorang tidak punya penghasilan, sementara kebutuhan hidup terus meningkat, maka dia akan masuk dalam kategori miskin ekstrem.

Untuk itu, Sani bersama Komisi IV DPRD Samarinda telah berdiskusi dengan Dinsos PM Samarinda untuk membahas program-program yang bisa mengurangi kemiskinan ekstrem. “Ada memang kami pembahasan program dengan Dinsos PM. Saya lihat sudah mengarah ke penurunan kemiskinan ekstrem, dan saya hargai itu,” ucapnya.

Sani juga menekankan pentingnya sinkronisasi data antara pusat dan daerah tentang objek miskin ekstrem. Dia menambahkan, kemiskinan juga bisa dipengaruhi oleh perilaku individu, seperti malas bekerja, berjudi, mabuk-mabukan, dan mengonsumsi narkoba. Miskin yang seperti ini, kata Sani, tidak bisa dihitung sebagai miskin ekstrem. “Miskin yang seperti apa, atau pemalas, kriminal, atau otaknya cuma mau makan saja. Misalnya program bagi-bagi makanan itu, saya tidak setuju kalau yang diberi makan orang seperti itu,” tutupnya.(adv/dprd smr)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -

Most Popular

Recent Comments